Jika ada seorang donatur memberikan ginjalnya kepada orang lain, namun
tak lama kemudian donatur tersebut juga mengalami gagal ginjal sehingga
harus mencari ginjal baru untuknya; apa yang terbersit di pikiran Anda?
Pertanyaan ini saya ungkapkan kepada teman saya, dan komentarnya langsung, “Pemeriksaannya tidak benar.”
Tapi
tidak usah khawatir, ini tidak terjadi di kehidupan nyata. Itu hanya
sepenggal kisah dari Sinetron Kepompong yang tayang setiap Senin sd Jumat jam 22.00 – 23.00 WIB produksi Indika Entertainment yang ditayangkan di TPI.
Namun, tetap saja. Seharusnya cerita di televisi harus
mengikuti akal sehat bukan? Bagaimana mungkin donatur (Kepompong) yang sudah
melalui serangkaian medical check up, dapat memberikan ginjalnya kepada
ibunya, sementara dia sendiri sudah berpotensi gagal ginjal. Dan jangan
katakan kalau gagal ginjal itu penyakit keturunan. Karena di episode
terdahulu dikatakan kalau gagal ginjal itu bukan penyakit turunan, dan
manusia bisa hidup dengan satu ginjal saja. Apakah ini bukan malpraktek?
Jawabannya
: Kepompong adalah jiplakan dari sinetron seri Indonesia Intan, dan
karena sekarang sudah sampai di akhir cerita –sementara rating Kepompong tinggi dan pemasang iklan masih mengantri- maka ceritapun harus
diperpanjang. Namun sayangnya penulis skenario Kepompong (Nucke Rachma & Rick ST Mulyono) tidak mau bersusah
payah untuk konsisten terhadap cerita terdahulu, sehingga banyak
kejanggalan yang sangat menyesakkan, dan akhirnya chanel teve saya pun
berpindah.
Kejanggalan ini bukan hanya saya yang merasakan –yang
notabene sudah pernah menonton Kepompong tapi juga orang lain
yang tidak pernah menonton Intan. Dua teman saya menelepon tak
lama setelah cerita berubah. (Mereka sudah tahu kalo Kepompong adalah
jiplakan Intan). “Memang cerita aslinya seperti ini, ya?”
Walaupun
pernah menonton Intan, saya menyempatkan diri menonton
jiplakannya karena pemainnya cukup memberikan warna yang berbeda
daripada yang aslinya. Ya, Meriam Bellina memang artis yang benar-benar
aktris, bukan sekedar membawakan dialog saja. Di Wanita Indonesia (WI)
yang mengupas Sinetron Kepompong (cover Nabila Syakieb dan Indra L. Bruggman) dikatakan
daya tarik Sinetron Kepompong adalah jalan cerita yang kuat. Namun WI tidak
mengatakan kalau jalan cerita yang kuat itu didapat dari jiplakan sinerton Intan.
Kalau produser Kepompong (Shankar RS) menghindar dan mengatakan Kepompong
adaptasi dari Intan, please deh... Apakah mungkin Mawar yang anak
baik-baik mau minum alkohol sampai mabuk? Di sinetron itu memang tidak
dikatakan apakah agama Mawar itu. Tapi jika neneknya (Hj. Nani Wijaya)
memakai jilbab, apakah itu tidak berarti Islam? Jika adaptasi, kenapa
tidak mengadaptasi sehingga sesuai dengan budaya Indonesia?
Memang
jalan cerita Kepompong sangat menarik, karena jalan cerita sinetron seri
aslinya Intan menyajikan cerita yang tak hanya mengharu
biru dan menguras air mata, tapi juga terselip komedi yang membuat kita
tersenyum bahkan terbahak-bahak. Namun sayangnya ketika episode
diperpanjang, jalan ceritanya sudah tidak menarik lagi. Sudah tahu kan
kenapa?
Karakter yang diperankan:
Intan : Mawar
Rado : Widodo
Aditya : Naufal
Ello : Teguh
Lila : Mayang
Nadine : Manda
Arman : Mario
Kasih : Shinta
Dr. Frans : Dr. Kertarajasa
Fajar : Darmawan
Lastri : Larasati
Wina : Indah
Ardi : Ardiwilaga
Romi : Wisnu
Rena : Melati
Gery : Indra, di Intan, Indra seharusnya kakak kandung teguh
Sinta : Claudia (Istri Indra)
Jemmy : Erwin
Nia : Lala
Surya : Yoga
Bintang : Lila
Tiara : Beby
Kevin : Dudung
Bobby : Sadam
Mico : Icang
Nita : Wendy
Rosa : Tasha
Dewa : Askar
Rangga : Oyon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar